Ahad, 29 Julai 2012

“Kecintaan kepada RASULULLAH akan menyelamatkan kita di hari akhirat.”


●▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬●
اللَّهُـمّ صَــــــلٌ علَےَ مُحمَّــــــــدْ و علَےَ آل مُحمَّــــــــدْ
●▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬●
Selawat ke atas junjungan mulia, syafaatnya tak terhingga


Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak sanggup tidur risau ketika kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka sukarela menjadi penjaga Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar. Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi aku, pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”

Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat setelah dia bertemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, kerana saya takut tidak sanggup melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.


Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”


Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak sanggup tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.


Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah terperanjat lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”


Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia, membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya patah. Dia bangga bahwa giginya itu berjatuhan kerana membela Rasulullah yang dicintainya. Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri.


Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukulah aku! Sebagai qisas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya. Rasulullah terperanjat dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia ini.”

Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar sanggup mencium perut Rasulullah Saw.

Kelak, setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.


Bilal yang selalu azan semasa hidup Rasulullah tidak mahu azan lagi setelah wafat Rasulullah kerana Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” kerana ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi kerana desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara azan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan berat hati mahu melaungkan azan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca azan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal berhenti saat azan itu, seluruh Madinah syahdu kerinduan kerana tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw


Begitu Indah Begitu sayang, Begitu Rindu mereka akan Rasulullah, mari mengamalkan Sunnah Baginda, ikut syariat baginda, Semoga Allah pertemukan kita akan Rahsia bagaimana para sahabat begitu sygkan Rasulullah, Begitu Cintakan Rasulullah, Begitu Setia pada Rasulullah saw. Rasulullah pemimpin kita dulu kini dan selamanya,ikutilah jalan orang yg mengikuti Baginda saw. Bukan Mengikuti Orang Kafir, Bukan Banggakan Orang Kafir, Bukan Megahkan Orang Kafir, Bukan Mengikuti pakaian mereka yg menjolok mata, lagi dilaknat Allah. Tutuplah Aurat, Amalkan Sunnah, Solat Jgn Tinggal, Sayangilah Rasulullah melebihi dunia dan isinya, hadiri majlis Maulid untuk sebagai mengekspresikan cinta kita pada Baginda, Semua Panji akan Terkubur kecuali panji Rasulullah. TAKBIR
 
 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan